Bisu
Lakuku dalam Semu
Sebuah
titik semu
Aku
...
Aku
sang titik semu
Malu
aku menjadi titik kecil
Malu aku berbaur dengan dunia
Enggan terhapus sia-sia, Enggan juga
nampak menjadi bermakna
Ragu-ragu dan malu duniaku untuk
bercengkrama
Termenung
dalam sudut temaram
Kugauli
dunia diamku
Hingga
kini beranak menjadi kebisuan
Sisi liarku terkadang berontak
Buas memaki kebodohan
Namun hanya diam yang terlontarkan
Lebih sulit membuaskan kebisuanku
mendongkrak keliaran dalam jiwa
penunggu keremangan
Apakah
persetubuhan dengan kesemuan ini tetap berlanjut,
hingga
bulir keringat kejengahan melarutkan diri dalam nisan?
Esti Kurnia Dewi
-Semarang, 5 Maret 2013-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar